Tuesday, November 13, 2007

AL-MAQRIZI

Ibnu Khaldun telah membangun hubungan sebab akibat antara pemerintahan yang buruk dengan harga-harga pangan yang melonjak seraya menjelaskan bahwa pada tahapan dinasti selanjutnya, ketika administrasi publik menjadi korup dan tidak efisien, serta mulai dipergunakannya pemaksaan dan perpajakan yang menindas, maka para petani tidak memiliki insentif dan akan berhenti menanam.

Produksi bahan makanan dan cadangan tidak akan mampu berpacu dengan jumlah penduduk yang bertambah karena kemakmuran yang sebelumnya terjadi. Ketiadaan cadangan akan menyebabkan kelangkaan pasokan makanan yang menimbulkan kelaparan masssal dan menyebabkan eskalasi harga. Al-Maqrizi, seorang Muhtasib (pengawas pasar; semacam kepala lembaga omboudman, pent.) yang memiliki pengetahuan tentang kondisi ekonomi pada masanya, adalah seorang pengkritik keras pemerintahan Burji Mamluk (784-922/1382-1517). Ia menerapkan analisis Ibnu Khaldun dalam bukunya yang berjudul Ighatsatul Ummah Bi kasyfil Ghummah (Menolong Rakyat dengan Mengeluarkan Sebab-sebab Penyakitnya) untuk menentukan sebab-sebab yang menimbulkan krisis ekonomi di Mesir pada masa periode 806-8/1403-6.

Ia mengidentifikasikan bahwa administrasi politik telah menjadi sangat lemah dan korup pada masa periode Circassian (Burji Mamluk). Para pegawai pemerintah diangkat berdasarkan uang suap dan bukan karena kemampuannya. Untuk menutup uang suap, para pegawai pemerintah itu memberlakukan pajak opresif. Karena itu insentif bekerja dan berproduksi sangat dirugikan dan hasil-hasil pertanian merosot. Krisis ini diperparah lagi dengan penurunan nilai mata uang lewat penggunaan fulus (uang logam dari tembaga) yang berlebihan, atau uang fiat, dengan tujuan menutup defisit anggaran negara. Semua faktor ini berpadu dengan kelangkaan bahan makanan yang menimbulkan inflasi tingkat tinggi, kesulitan hidup si miskin, dan pemiskinan negara.

Karena itu al-Maqrizi membentangkan determinan-determinan sosio-politik dari krisis yang tengah menerjang sistem dengan menunjuk senjumlah variabel seperti korupsi, kebijakan pemerintah yang buruk, dan administrasi yang lemah. Semua faktor ini berperan dalam memperburuk dampak kelangkaan bahan makanan yang sebenarnya dapat diatasi secara efektif tanpa menimbulkan dampak buruk pada penduduk. Ini jelas merupakan pelopor dari teori Sen - Prof. Dr. Amartya Sen, peraih hadiah Nobel dalam ekonomi tahun 1998 - yang berpendapat salah urus ekonomi oleh pemerintah yang tidak legitimate sebagai penyebab kesulitan hidup rakyat miskin pada masa kelangkaan bahan makanan dan bencana-bencana alam lain. Apa yang ditulis oleh al-Maqrizi tentang Circassian Mamluk juga benar bagi periode Usmani belakangan.

No comments: